Senin, 11 Maret 2013

Materialisme vs Idealisme


Salah-satu masalah yang sangat berbahaya pada masa modern ini yaitu menjadikan materi sebagai pandangan hidup (materialistis). Walaupun materialistis ada saatnya diperlukan, akan tetapi, pandangan hidup ini menjadi sangat berbahaya ketika kita terlalu menggenggamnya, atau dengan kata lain filosofi kehidupan ini menjadi yang paling dominan pada diri kita.
Materialistis merupakan faham kehidupan yang menguggulkan materi/ fisik, faham ini sangat bertentangan dengan idealisme yang sangat mengutamakan imateri atau yang benar adalah yang berasal pada hati nurani/ ruh. Akan tetapi, pada nyatanya, apapun bentuk fahamnya, akan sangat berbahaya ketika faham tersebut sangat dominan (hingga menyisihkan berbagai faham lainnya) pada diri kita. Hal ini disebabkan karena setiap faham memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, sehingga ketika kita memegang teguh salah-satunya, sehingga secara tidak langsung, bukan hanya sisi positifnya saja yang kita dapatkan namun berikut sisi negatifnya pula. Contohnya, ketika seseorang mengutamakan faham materialisme dan meninggalkan idelisme, maka ia akan lebih mengutamakan fisik daripada dalamnya. Sehingga akan sangat kentara sekali ketika kita melihat seseorang yang mewah fisiknya, namun karakternya rusak. Ia akan sangat sulit sekali ketika melihat orang yang lebih mewah darinya, karena ukuran kebenaran bagi dia adalah yang terlihat secara kasat mata, dan ia sama sekali tidak memperhatikan di dalamnya. Hal ini biasanya kita lakukan ketika kita tergiur melihat orang kaya yang mengendarai mobil mewah tanpa memikirkan terlebih dahulu apakah orang itu senang dengan mobil mewahnya atau apakah dengan mobil mewahnya, segala kerumitan hidup serta berbagai permasalahan dalam fikirannya menjadi hilang?. Sebaliknya, seseorang yang dominan dengan faham idealism-nya juga tidaklah bagus. Ia akan lebih mengutamakan hatinya, bahkan fisiknya akan dibiarkan begitu saja hingga terbengkalai. Ia akan terus-menerus melatih serta menggunakan hati nuraninya. Dan seperti apa yang kita rasakan, hati nurani selalu mengajak kita kepada segala sesuatu yang bersifat ideal. Hal itu sangat bagus, akan tetapi perlu disadari bahwa tidak semua ide dari hati nurani akan berdampak baik pada fisik kita. Hal ini karena, hati nurani selalu memberikan standar yang bagus untuk kita, bahkan terkadang standar tersebut terlalu tinggi untuk fisik kita. Hal ini biasanya terjadi pada para remaja yang sedang mencari jati diri mereka. Terkadang mereka selalu berusaha untuk menempatkan posisi mereka pada posisi yang sangat ideal tanpa memikirkan terlebih dahulu, apakah mereka mampu atau tidak?. Hal inilah yang menyebabkan banyak sekali para remaja yang menyelesaikan fase keremajaannya menjadi seorang yang perfeksionis.
Keberadaan pandangan hidup ini sangat tepat ketika berimbang. Keberadaan pria tidak berimbang ketika tidak ada wanita. Keberadaan hitam tidak berimbang ketika tidak ada putih dan begitu pula seterusnya. Hal ini tiada lain, karena keburukan ada untuk kebaikan, dan begitu pula kebaikan ada untuk keburukan. Jika bumi ini diisi oleh kebaikan saja, maka bumi ini tidak akan berimbang, dan begitu pula jika kehidupan ini diisi oleh keburukan saja. Jadi solusi terbaik untuk mengimbangi sisi dominan dari pandangan hidup yaitu gunakanlah pandangan hidup lainnya yang berlawanan. Hal ini bisa dilakukan baik oleh manusia sebagai makhluk individu maupun sosial.
Sebagai makhluk sosial, kita dapat menggunakan prinsip ini ketika teman kita condong untuk menggunakan satu pandangan hidup. Contoh, teman kita seorang yang idealis, untuk mengimbanginya, kita harus menggunakan prinsip mateialis, sehingga pertemanan kita akan seimbang dan tidak terkesan kaku. Dan sebagai makhluk individu, ketika kita lebih dominant mateialis, kita harus belajar (membaca teori, biogafi, dll.) berbagai pandangan hidup idealis, sehingga secara tidak langsung, pandangan hidup idealis akan terserap serta mengimbangi pemikiran dan gaya hidup kita. Ini berlaku untuk semua pandangan hidup. Jika kita ingin memadamkan api, gunakanlah air. Jika kita ingin mengurangi air, gunakanlah api, dan panaskanlah hingga air menguap.