Salah-satu
masalah yang sangat berbahaya pada masa modern ini yaitu menjadikan materi
sebagai pandangan hidup (materialistis). Walaupun materialistis ada saatnya
diperlukan, akan tetapi, pandangan hidup ini menjadi sangat berbahaya ketika
kita terlalu menggenggamnya, atau dengan kata lain filosofi kehidupan ini
menjadi yang paling dominan pada diri kita.
Materialistis
merupakan faham kehidupan yang menguggulkan materi/ fisik, faham ini sangat
bertentangan dengan idealisme yang sangat mengutamakan imateri atau yang benar
adalah yang berasal pada hati nurani/ ruh. Akan tetapi, pada nyatanya, apapun
bentuk fahamnya, akan sangat berbahaya ketika faham tersebut sangat dominan
(hingga menyisihkan berbagai faham lainnya) pada diri kita. Hal ini disebabkan
karena setiap faham memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing,
sehingga ketika kita memegang teguh salah-satunya, sehingga secara tidak
langsung, bukan hanya sisi positifnya saja yang kita dapatkan namun berikut
sisi negatifnya pula. Contohnya, ketika seseorang mengutamakan faham
materialisme dan meninggalkan idelisme, maka ia akan lebih mengutamakan fisik
daripada dalamnya. Sehingga akan sangat kentara sekali ketika kita melihat
seseorang yang mewah fisiknya, namun karakternya rusak. Ia akan sangat sulit
sekali ketika melihat orang yang lebih mewah darinya, karena ukuran kebenaran
bagi dia adalah yang terlihat secara kasat mata, dan ia sama sekali tidak
memperhatikan di dalamnya. Hal ini biasanya kita lakukan ketika kita tergiur
melihat orang kaya yang mengendarai mobil mewah tanpa memikirkan terlebih
dahulu apakah orang itu senang dengan mobil mewahnya atau apakah dengan mobil
mewahnya, segala kerumitan hidup serta berbagai permasalahan dalam fikirannya
menjadi hilang?. Sebaliknya, seseorang yang dominan dengan faham idealism-nya
juga tidaklah bagus. Ia akan lebih mengutamakan hatinya, bahkan fisiknya akan
dibiarkan begitu saja hingga terbengkalai. Ia akan terus-menerus melatih serta
menggunakan hati nuraninya. Dan seperti apa yang kita rasakan, hati nurani
selalu mengajak kita kepada segala sesuatu yang bersifat ideal. Hal itu sangat
bagus, akan tetapi perlu disadari bahwa tidak semua ide dari hati nurani akan
berdampak baik pada fisik kita. Hal ini karena, hati nurani selalu memberikan
standar yang bagus untuk kita, bahkan terkadang standar tersebut terlalu tinggi
untuk fisik kita. Hal ini biasanya terjadi pada para remaja yang sedang mencari
jati diri mereka. Terkadang mereka selalu berusaha untuk menempatkan posisi
mereka pada posisi yang sangat ideal tanpa memikirkan terlebih dahulu, apakah
mereka mampu atau tidak?. Hal inilah yang menyebabkan banyak sekali para remaja
yang menyelesaikan fase keremajaannya menjadi seorang yang perfeksionis.
Keberadaan
pandangan hidup ini sangat tepat ketika berimbang. Keberadaan pria tidak
berimbang ketika tidak ada wanita. Keberadaan hitam tidak berimbang ketika
tidak ada putih dan begitu pula seterusnya. Hal ini tiada lain, karena
keburukan ada untuk kebaikan, dan begitu pula kebaikan ada untuk keburukan.
Jika bumi ini diisi oleh kebaikan saja, maka bumi ini tidak akan berimbang, dan
begitu pula jika kehidupan ini diisi oleh keburukan saja. Jadi solusi terbaik
untuk mengimbangi sisi dominan dari pandangan hidup yaitu gunakanlah pandangan
hidup lainnya yang berlawanan. Hal ini bisa dilakukan baik oleh manusia sebagai
makhluk individu maupun sosial.
Sebagai makhluk
sosial, kita dapat menggunakan prinsip ini ketika teman kita condong untuk
menggunakan satu pandangan hidup. Contoh, teman kita seorang yang idealis,
untuk mengimbanginya, kita harus menggunakan prinsip mateialis, sehingga
pertemanan kita akan seimbang dan tidak terkesan kaku. Dan sebagai makhluk
individu, ketika kita lebih dominant mateialis, kita harus belajar (membaca
teori, biogafi, dll.) berbagai pandangan hidup idealis, sehingga secara tidak
langsung, pandangan hidup idealis akan terserap serta mengimbangi pemikiran dan
gaya hidup kita. Ini berlaku untuk semua pandangan hidup. Jika kita ingin
memadamkan api, gunakanlah air. Jika kita ingin mengurangi air, gunakanlah api,
dan panaskanlah hingga air menguap.